PENGERTIAN
KALIMAT
Kalimat
ialah suatu bagian ujaran yang berdiri
sendiri dan
bermakna dan diakhiri oleh intonasi akhir. Sebuah kalimat sekurang-kurangnya
memiliki subjek dan predikat.
Banyak hal yang dapat kita
persoalkan mengenai kalimat bahasa Indonesia. Beberapa hal yang atutp
memperoleh perhatian kita sehubungan dengan upaya kita untuk memahami struktur
kalimat adalah
(1) alat uji
kalimat, (2) ciri-ciri unsur kalimat, (3) pola kalimat, (4) kalimat majemuk.

5.2
ALAT UJI KALIMAT
Apakah sebuah tuturan, baik lisan maupun tulis,
merupakan sebuah kalimat atau baru merupakan sebuah gabungan kata (frasa)?
Untuk menghasilkan kalimat-kalimat yang benar, kita perlu memperhatikan
syarat-syarat penyusunan kalimat. Setiap kalimat sekurang-kurangnya memiliki
predikat. Suatu kata atau kelompok kata dapat berfungsi sebagai predikat jika
dapat disertai kata benda atau kelompok kata benda yang mempunyai relasi
predikat.

5.3
CIRI-CIRI UNSUR KALIMAT
Apakah tuturan yang kita hasilkan
memenuhi syarat sebagai kalimat? Salah satu syaratnya adalah kelengkapan unsur
kalimat, yaitu subjek, predikat, objek, keterangan, pelengkap.
1. Subjek:
Subjek dapat diketahui dari jawaban atas pertanyaan siapa atau apa predikat.
Contoh: Mahasiswa mengerjakan tugas makalah.
2. Predikat:
Predikat dapat diketahu dari jawaban atas pertanyaan bagaimana atau mengapa
subjek.
Contoh: Mahasiswa menyusun
skripsi.

BPDU-Universitas
Widyatama
|
37
|


3.
Objek: Objek dapat menjadi subjek
dalam kalimat pasif. Objek hanya terdapat pada kalimat yang predikatnya berupa
kata kerja transitif. Contoh: Mahasiswa itu mengemukakan masalahnya.
Masalahnya dikemukakan oleh mahasiswa itu.
4. Pelengkap:
Pelengkap tidak dapat menjadi subjek sebab tidak dapat dipasifkan.
Contoh: Mereka belajar matematika
dengan sungguh-sungguh.
5. Keterangan:
Posisi keterangan dapat berpindah-pindah di depan, tengah, atau akhir kalimat.
Contoh:
Mereka belajar di perpustakaan.

5.4
POLA DASAR KALIMAT
(1.a) Kalimat Dasar Berpola S-P (P1 KK)
Mereka pulang.
Semua peserta datang.
(1.b) Kalimat Dasar Berpola S-P (P2 KB)
Dia mahasiswa.
Ayahnya pengusaha.
(1.c) Kalimat Dasar Berpola S-P
(P3 KS) Mahasiswa di sini pandai-pandai Gedungnya tinggi-tinggi.
(2)
Kalimat Dasar Berpola S-P-K Presiden berasal dari Jawa Tengah. Kalung itu terbuat dari emas.
(3)
Kalimat Dasar Berpola S-P- Pel. Negara RI
berdasarkan Pancasila. Kantor kami kemasukan pencuri
(4.a) Kalimat Dasar Berpola S-P-O (P1 KK transitif)
Mahasiswa
membuat makalah.
Wartawan mencari berita.

BPDU-Universitas
Widyatama
|
38
|


(4.b) Kalimat Dasar Berpola
S-P-O- Pel (P1 KK dwitransitif) Ayah mengirimi saya uang.
Presiden menganugerahi para
pahlawan tanda jasa.
(5)
Kalimat
Dasar Berpola S-P-O-K
Mereka mengadakan penelitian di luar kota. Para mahasiswa mengikuti KKN di daerah .

5.5
KALIMAT MAJEMUK
Kalimat dapat dibedakan menjadi
dua macam, yakni (1) kalimat tunggal (kalimat yang hanya terdiri atas satu
kalimat dasar) dan (2) kalimat majemuk (kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri
atas dua kalimat dasar). Kalimat majemuk terdiri atas kalimat majemuk setara,
kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk rapatan.
5.5.1 Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara memiliki
dua kalimat dasar atau lebih. Kalimat ini ditandai dengan kata penghubung
intrakalimat yang menyatakan kesetaraan, misalnya: dan, tetapi, sedangkan, serta, namun, lalu, kemudian, atau.
Contoh: Gempa dan tsunami menggoncang Pantai
Pangandaran dan rumah-rumah hancur.
Kepala
Negara mengemukakan sambutannya kemudian beliau menyerahkan bantuan kepada para
korban
5.5.2 Kalimat Majemuk Taksetara
(Bertingkat/Subordinatif) Kalimat majemuk taksetara
sekurang-kurangnya terdiri atas dua
kalimat
dasar sebagai unsur langsungnya. Satu dari kalimat dasar itu merupakan induk
kalimat dan satunya lagi merupakan anak kalimat. Jadi, kalimat majemuk
taksetara terdiri atas induk kalimat dan anak kalimat.
Induk kalimat dapat berdiri
sendiri sebagai kalimat tunggal, sedangkan anak kalimat tidak dapat berdiri
sendiri sebagai kalimat tunggal.

BPDU-Universitas
Widyatama
|
39
|


Kata penghubung yang dapat digunakan untuk kalimat majemuk setara,
antara lain, sebagai berikut:
Jika
|
kalau
|
apabila
|
andaikata
|
Ketika
|
waktu
|
setelah
|
sebelum
|
Supaya
|
agar
|
sebab
|
karena
|
Walaupun
|
sekalipun
|
biarpun
|
bagaimanapun
|
Contoh:
Dia datang ketika saya sedang tidur.
Meskipun
usianya sudah lanjut, semangat belajarnya tidah pernah padam.
5.5.3 Kalimat Majemuk Lesapan (Rapatan)
Kalimat majemuk lesapan adalah
kalimat majemuk yang mengalami pelesapan unsur-unsur kalimat yang sama. Unsur
yang dimaksud hanya dimunculkan satu kali.
Contoh: Saya datang terlambat sehingga saya tidak
dapat mengikuti kuliah pertama.
Saya
datang terlambat sehingga … tidak dapat mengikuti kuliah pertama.

Comments
Post a Comment